Seperti disampaikan Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Gunadi Sindhuwinata, penurunan penjualan terjadi akibat dampak dari kenaikan uang muka (down payment/DP) kendaraan yang mulai berlaku pada pertengahan bulan Juni 2012.
Follow Berita Okezone di Google News
AISI mencatat, total penjualan sepeda motor pada tahun lalu adalah 8,01 juta unit. Sedangkan penjualan sepanjang Januari hingga September 2012 sudah mencapai 5,33 juta unit.
Sebenarnya, penjualan bisa bertumbuh 10 persen pada setiap tahunnya, apabila tidak ada hambatan di tengah jalan. Bahkan, target penjualan yang sebesar 10 juta unit pada tahun depan juga harus mundur hingga 2016 mendatang.
“Saat ini yang kami amati, pasar turun karena kebijakan uang muka. Uang muka ini buat pembeli sepeda motor sangat sensitif karena dia rentan sehingga membutuhkan waktu yang lebih panjang untuk membeli. Uang muka motor dihajar dua kali lipat sehingga sangat terasa,” kata Gunadi dalam ajang Jakarta Motorcycle Show (JMCS) 2012 di Jakarta.
Menurutnya, target penjualan yang sebesar 10 juta unit bisa saja tercapai sebelum 2016 apabila tidak ada kebijakan pemerintah yang menghambat, seperti kenaikan DP. Karena penjualan menurun, maka rencana ekspansi atau investasi yang akan dilakukan oleh para prinsipal sepeda motor akhirnya terpaksa ditunda atau tertahan.
Padahal, menurutnya, saat ini banyak calon investor automotif yang melirik Indonesia sebagai lokasi berinvestasi. Apabila ekspansi tidak tertahan, maka, lanjutnya, kapasitas produksi sepeda motor bisa mencapai 10-11 juta unit.
“Potensi ekspansi yang tertahan dari sekarang sampai setidaknya dua tahun mendatang adalah sekitar 20-25 persen dari total kapasitas produksi sepeda motor saat ini yang sebesar 8,5 juta unit,” jelasnya.
(zwr)