JAKARTA - Tingginya angka kecelakaan yang terjadi di Indonesia seperti yang baru saja terjadi di tol Cipularang, disebabkan dari beberapa faktor. Salah satu faktor penyebab timbulnya kecelakaan ialah kurangnya kemampuan dalam mendeteksi bahaya yang akan pengemudi hadapi. Pernyataan tersebut dikatakan langsung oleh Director Jakarta Defensive Driving Center (JDDC), Jusri Pulubuhu, mengatakan "Kemampuan pengemudi dalam mendeteksi bahaya sangat lemah."
Sering kali, kecelakaan terjadi akibat pengemudi yang tidak dapat mengendalikan kendaraannya saat melaju dengan kecepatan yang sangat tinggi. Dalam kondisi seperti itu, biasanya pengemudi akan kehilangan kendali sehingga ia tidak dapat menghindari pengendara lain yang ada di depannya. Hal tersebut yang menimbulkan kecelakaan terjadi dan tidak dapat terelakkan.
Jusri Pulubuhu menambahkan, bahwa pentingnya menggunakan logika berpikir untuk dapat mengantisipasi bahaya dari jarak jauh. Hal tersebut dianggap dapat membantu pengendara untuk mengendalikan kendaraannya pada kecepatan yang sangat tinggi sekalipun.
Beliau juga mengatakan bahwa bahaya dikelompokkan menjadi tiga bagian yakni bahaya yang berbentuk dinamis (bergerak), bahaya yang memiliki sifat invisible artinya bahaya yang tak terlihat atau tidak terduga biasanya disebabkan dari kondisi jalan yang buruk dan kondiri fisik si pengendara yang sedang tidak baik, dan yang terakhir bahaya yang ditimbulkan oleh kondisi kendaraan yang buruk seperti ban pecah atau lainnya.
Meski begitu, bukan berarti dengan memiliki kemampuan dalam mendeteksi bahaya dapat meloloskan pengendara dari kecelakaan yang terjadi. Terkadang kecelakan justru timbul karena kelalaian pengendara lain. Namun, kemampuan tersebut memungkinkan pengendara untuk meminimalisir kecelakan yang ada di depannya.
(muf)