LONDON - Pasang surut dialami produsen Jaguar Land Rover dalam kurun waktu dua tahun belakangan. Anjloknya minat kendaraan bermesin diesel, sedan, serta pertumbuhan negatif permintaan di pasar China sempat berakibat kerugian besar pada pengujung 2018 lalu.
Kinerja produsen asal Inggris tersebut lantas membaik pada 2019, ditandai dengan membaiknya kondisi neraca keuntungan. Laporan terkini dari Jaguar Land Rover (JLR) menyebut perusahaan tersebut sudah kembali meraup keuntungan dari penjualan selama tahun lalu.
Â
Catatan positif tersebut diperkirakan akan berlanjut dengan pengenalan model terbaru Range Rover Sport, ditambah persiapan lini kendaraan elektrifikasi Jaguar XJ. Namun, potensi pertumbuhan ini tidak akan berlangsung dalam kendali pengawasan CEO Jaguar Land Rover saat ini, Ralf Speth, yang memilih turun jabatan pada September 2020 nanti.
Keputusan tersebut dikonfirmasi oleh Pemimpin Utama induk perusahaan JLR, Tata Motors, Natarajan Chandrasekaran. "Ralf sukses mengembangkan perusahaan ini menjadi salah satu produsen terdepan dalam pengembangan teknologi kendaraan segmen premium," kata Chandrasekaran seperti dilansir dari laman Autocar.
Baca Juga: INAPA 2023, Yuk Kenalan dengan Produk Transportasi Ramah Lingkungan dan Elektronik Otomotif Taiwan
Follow Berita Okezone di Google News