BENSIN premium dan pertalite banyak digunakan pengendara di Indonesia khususnya sepeda motot. Harga dua jenis bahan bakar minyak (BBM) itu lebih murah ketimbang pertamax (RON 92) atau sejenisnya. Maklum nilai oktan RON bensin dan pertalite yakni 88 dan 90.
Karena nilai oktannya masih rendah, jadi penggunaan premium dan pertalite diklaim kurang baik bagi mesin kendaraan dibandingkan pertamax atau BBM yang punya RON di atas 92.
Baca juga:Â 5 Tips Aman Isi BBM di SPBU Agar Terhindar dari Kecurangan
Apa saja dampak buruknya?
1. Timbul kerak diruang bakar
Perlu Anda ketahui lebih lanjut bahwa bahan bakar jenis pertalite dan premium memiliki jumlah residu yang cukup banyak loh. Hal ini tentunya jika dibiarkan terus menerus akan mengakibatkan munculnya kerak diruang bakar.
Tentu hal pertama yang akan dirasakan yakni performa mobil menjadi menurun karna kerak kotoran diruang bakar yang menumpuk.
2. Mesin ngelitik
Bahaya pertama yang dapat Anda rasakan ketika mencampur 2 jenis BBM yakni mesin kendaraan menjadi knocking alias ngelitik. Kondisi seperti ini terjadi pada mesin mobil maupun mesin motor.
Baca juga:Â 5 Mitos Menghemat BBM yang Masih Dipercaya Banyak Orang, Apa Saja?
Hal ini disebabkan bahwa mencampur kedua bahan bakar akan membuat kinerja pembakaran menjadi tidak sempurna. Itulah yang menyebabkan mesin kendaraan Anda menjadi ngelitik.
3. Tidak ramah lingkungan
Dampak selanjutnya yang didapat dari penggunaan premium dan pertalite yakni emisi gas buang tidak teratur. Sebab RON yang digunakan tidak memenuhi standar dan kapasitas mesin baru saat ini. Maka yang terjadi secara tidak langsung kendaraan Anda turut mencemari lingkungan.