SEL dan modul baterai yang rusak telah diidentifikasi sebagai penyebab utama skuter listrik terbakar di India dalam beberapa pekan terakhir, menurut temuan penyelidikan federal awal, dua sumber pemerintah mengatakan kepada Reuters.
Penyelidikan menyelidiki insiden kebakaran yang melibatkan tiga perusahaan, termasuk Ola Electric, yang didukung oleh SoftBank Group Jepang, dan merupakan pembuat skuter listrik terlaris di negara itu pada bulan April.
"Dalam kasus Ola, sel baterai ditemukan menjadi masalah serta sistem manajemen baterai," kata salah satu sumber yang mengetahui langsung laporan tersebut, dikutip Reuters, Minggu.
Pada bulan Maret, India memulai penyelidikan atas masalah keamanan setelah serentetan kebakaran skuter listrik, termasuk di mana seorang pria dan putrinya meninggal ketika sepeda listrik mereka "berkobar".
India ingin skuter listrik dan sepeda listrik mencapai 80 persen dari total penjualan kendaraan roda dua pada tahun 2030, dari sekitar 2 persen saat ini.
Namun kekhawatiran atas keselamatan membahayakan kepercayaan konsumen dan dapat menggagalkan pertumbuhan sektor yang merupakan kunci tujuan pengurangan karbon negara itu.
"Pemerintah telah mengambil sampel sel dari tiga perusahaan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut," kata orang tersebut, seraya menambahkan bahwa laporan investigasi akhir diharapkan dalam waktu sekitar dua minggu.
Ola, yang sumber selnya dari LG Energy Solution (LGES) Korea Selatan, mengatakan sedang bekerja dengan pemerintah dalam masalah ini dan telah menunjuk sebuah badan ahli eksternal, selain melakukan penyelidikan sendiri.
"Sesuai penilaian awal para ahli ini, tidak ada kesalahan pada sistem manajemen baterai Ola sama sekali dan kemungkinan itu merupakan insiden termal yang terisolasi," kata juru bicara perusahaan dalam sebuah pernyataan.
"Laporan pemerintah India belum dirilis atau dibagikan kepada kami. Kami tidak dapat mengomentari laporan tersebut karena kami belum mengidentifikasi akar penyebab insiden skuter Ola pada bulan Maret," kata LGES di Seoul dalam sebuah pernyataan kepada Reuters.