"Perjalanan melewati 7 kali penyeberangan dengan rakit. Pertama Sarolangun, Rantau Panjang, Antara Muaro Bungo sampai Bangko ada dua penyebrangan, Sinamar, Muaro Tebo, Pulau Musang dan Sungai Dareh,” kata H Alizar.
Ongkos Penyeberangan dengan rakit dilakukan karena pada saat itu belum ada jembatan. Pria paruh baya yang kerap disapa Pakwo itu juga mengisahkan pengalamannya melintasi jalur tersebut bersama Menteri Perhubungan saat itu, Rusmin Nuryadin.
Pakwo mengungkapkan penamaan Gumarang diambil dari nama kuda Kerajaan Pagaruyung milik Raja Cindua Mato. Harapannya dengan nama Gumarang, bukan hanya akan menjadi andalan masyarakat Sumatera tapi juga Indonesia.
Pada masa keemasannya, PO Gumarang Jaya melayani jaringan trayek dari pulau Sumatera ke berbagai jurusan di Pulau Jawa. Rentang trayek Gumarang Jaya terbentang mulai dari Padang, Bukittinggi, Lubuk Basung, Solok, Jambi, Palembang, dan Bandar Lampung (Sumatera) hingga Jakarta, Pati, dan Solo (Jawa).
Follow Berita Okezone di Google News
(nia)