TAK selamanya perjalanan sebuah perusahaan otobus (PO) berjalan mulus. Sebut saja PO Kurnia Anugerah Pusaka, di awal tahun 2000-an yang bisa dikatakan cukup berat. Setidaknya hal itu dilontarkan oleh salah satu pendiri perusahaan, Husni Usman.
Mengutip dari channel YouTube PerpalZ, Husni Usman menuturkan, PO Kurnia sempat babak belur dihantam berbagai persoalan, termasuk yang paling berat ialah saat terjadi pecahnya konflik Aceh.
"PO Kurnia didirikan di Pidie, Aceh pada tahun 1974. Sejak didirkan perkembangannya bagus, namun ada beberapa masalah seiring berjalannya, yang terberat konflik Aceh," kata Husni mengawali cerita.
Menurutnya, pada masa-masa sulit itu, PO Kurnia Anugerah Pusaka sempat berhenti beroperasi selama satu bulan. Hal ini tentunya sangat berpengaruh bagi keuangan perusahaan.
Husni menjelaskan, saat konflik operasional armada bus sangat mencekam. Sebab, ia tak pernah tahu persis siapa penumpang yang menaiki bus dari perusahaan yang didirikannya.
"Kita tidak tahu mana teman mana lawan. Pernah juga kejadian saat saya pergi dari Banda Aceh menggunakan mobil pribadi bersama teman, di perjalanan ada bus yang terbakar, konflik itu sangat berat," kenangnya.
Tak hanya konflik Aceh, bisnis PO Kurnia Anugerah Pusaka juga sempat goyah manakala badai tsunami mengguung bumi Serambi Makkah pada 26 Desember 2004 silam. Musibah itu lagi-lagi membuat PO bus Kurnia kalang kabut, apalagi masa rehabilitasi Aceh pasca-bencana memakan waktu bertahun-tahun lamanya.
Follow Berita Okezone di Google News