AI dalam tahapannya akan memasukkan informasi tentang kondisi baterai lithium-ion di mobil listrik selama siklus pengisian dan pemakaiannya. Analisa itu kemudian dijadikan data untuk mengidentifikasi sekaligus mengoptimalkan proses pengisian baterai mobil lisatrik.
โCara ini secara signifikan meningkatkan jumlah energi yang dapat masuk ke sel baterai dalam waktu singkat,โ kata Dr Eric Dufek.
โSaat ini, kami melihat baterai terisi hingga lebih dari 90% dalam 10 menit tanpa pelapisan lithium atau retak katoda,โ tambahnya.
Dr Eric Dufek melanjutkan bahwa metoda yang mereka kenalkan adalah memaksimalkan proses pengisian daya yang ada dalam baterai dengan teori fisika.
Menurutnya kecerdasan buatan bisa menggerakkan elektrolit di baterai lithium ion bergerak maju mundur dengan cepat.
"Cara ini sama sekali tidak merusak kondisi baterai," jelasnya.
Keberhasilan ini menurut Dr Eric Dufek setidaknya akan mampu mengakselerasi kepemilikan mobil listrik di dunia.
Pasalnya hingga kini masih banyak masyarakat yang enggan kerepotan mengisi ulang baterai mobil listrik untuk perjalanan jauh.
"Jika ini berhasil dikembangkan lebih dalam lagi kami berharap mobil listrik bisa diterima lebih luas lagi. Masyarakat Amerika sudah kesulitan dengan harga bahan bakar yang semakin tinggi," jelasnya.
Follow Berita Okezone di Google News
(nia)