JAKARTA – Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) Kurnia Lesani Adnan menyebut bodi bus Indonesia lebih kokoh dibandingkan dengan bus Eropa.
“Kalau boleh bicara jujur, secara konstruksi, bodi bus di Indonesia itu lebih kokoh karena medan dan kondisi jalan. Sebenarnya itu bukan keunggulan, tapi sesuai kebutuhan dalam negeri,” kata pria yang akrab disapa Sani itu saat dihubungi MNC Portal.
Ketua Umum Organda itu mengatakan, tujuan membuat bus lebih kokoh adalah agar lebih aman mengangkut penumpang dan juga untuk mengangkut barang dalam jumlah banyak. Selain itu, kondisi jalanan yang tidak rata membuat perusahaan karoseri membuat bodi bus lebih kokoh.
“Kalau kita bicara bodi jelas beda, bus di Eropa punya regulasi lebar dan panjang yang sesuai dengan kapasitas spesifikasi bus. Sedangkan di Indonesia di bawah standar Eropa mengingat kondisi jalan di Indonesia masih beragam dan relatif sempit,” ujar Sani.
Pembeda kekuatan antara bus Indonesia dengan bus Eropa, kata Sani, adalah karena PO di Indonesia lebih memilih membelu sasis ketimbang membeli bus utuh seperti di Eropa.
Selain lebih murah, membeli sasis bus tanpa bodi adalah agar bodinya dapat dibuat sesuka hati dan tidak serupa dengan bus lainnya. Kemudian, kondisi jalan di Indonesia tidak cocok dengan bodi bus di Eropa.
Sementara di sisi teknologi, Sani menilai bus Eropa lebih canggih ketimbang bus Indonesia. Bahkan, menurut dia, teknologi bus di Eropa lebih ramah lingkungan karena ada aturan ketat terkait dengan emisi.
“Teknologi bus di Eropa mereka sudah sampai ke Euro 6, di Indonesia baru sampai euro 4. Dalam hal teknologi ini juga sangat signifikan dalam infrastruktur pendukungnya salah satu yang sangat jelas kualitas bahan bakar,” ucap Sani.
“Ini sangat mempengaruhi kualitas kompresi mesin. Di Eropa, kandungan fame hanya 7 persen, sementara di Indonesia di paksakan sampai 30 persen, tentu ini sangat berpengaruh terhadap kinerja dan daya tahan komponen ruang bakar mesin.”
Follow Berita Okezone di Google News