JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Karoseri Indonesia (Askarindo) Sommy Lumadjeng menyebut konversi transportasi dari konvensional ke listrik adalah langkah tepat. Meski begitu, kendaraan listrik belum sepenuhnya tepat diterapkan pada bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP).
Sommy menuturkan, medan yang harus dilalui bus AKAP cukup berat untuk kendaraan listrik. Memaksakan menggunakan bus listrik akan mempersulit mobilitas bus AKAP. Di sisi lain, perusahaan otobus dituntut memberikan layanan prima dan kenyamanan penumpang.
“Bus listrik yang ideal itu sama seperti kita membutuhkan suatu kendaraan pribadi, jarak tempuh seperti apa yang dibutuhkan, cara pengisiannya bagaimana, dan nilai investasinya seperti apa,” kata Sommy dalam konferensi pers Busworld Southeas Asia 2022.
Bus listrik, kata Sommy, masih cocok untuk kendaraan perkotaan yang memiliki kepadatan tinggi. Penggunaan bus listrik di perkotaan dapat menjadi contoh yang baik bagi masyarakat untuk mulai menggunakan mobil listrik.
“Pemerintah memang mendorong kita untuk elektrifikasi kendaraan-kendaraan umum, terutama di perkotaan dan itu memang diharuskan,” ucapnya.
“Pemerintah sudah melakukan langkah tepat dengan menjadi pioneer menggunakan bus listrik sebagai moda transportasi perkotaan. Kalau itu diserahkan ke swasta, maka mereka akan memperkirakan berapa keuntungan yang didapat tapi pemerintah hanya akan memikirkan dampai baiknya.”
Dia menilai, masih banyak pihak swasta yang enggan beralih ke mobil listrik karena investasinya masih mahal. Hal ini membuat PO Bus enggan beralih ke bus listrik karena investasinya mahal. Sementara hasil yang didapatkan tidak sebanding dengan investasi yang digelontorkan.
Follow Berita Okezone di Google News