DERETAN perbedaan Bus Indonesia vs China. Bus menjadi alat transportasi yang banyak digunakan masyarakat di seluruh dunia, termasuk Indonesia dan China. Apalagi, China memang negara yang identik dengan pesatnya perkembangan teknologi. Tak hanya urusan ponsel, China juga cukup maju di dunia transportasi. Namun, ada beberapa perbedaan yang telihat antara Bus Indonesia dan China.
Apa saja? Berikut ini perbedaan bus Indonesia vs China yang diulas Okezone, seperti dikutip dari berbagai sumber.
1. Bentuk dan Desain
Bus di China memiliki bentuk yang sederhana dan banyak yang memiliki bagian depan kotak-kotak layaknya bus yang sering ditemukan di dalam kota, khususnya Jakarta, lantaran melayani rute pendek. Namun ada juga yang memiliki bentuk Zhongtong yang pernah digunakan di TransJakarta. Selain itu, di China jarang terlihat bus yang memiliki kaca ganda.
Perbedaan Bus Indonesia vs China. (Foto: Bus Rosalia Indah/Instagram)
Follow Berita Okezone di Google News
2. Produksi Bus
Mayoritas Sasis di Indonesia berasal dari Jepang atau Eropa. Ada pula yang dari China meski sedikit. Golden Dragon 2010 dan sasis Yutong adalah sasi yang banyak diminati dalam 3 tahun. Bahkan, Golden Dragon sempat terjual 300 unit, sedangkan Yutong sempat memberikan 2 unit bus untuk otobus SAN untuk dioperasikan di jalur Sumatera pada 2011 lalu. Selain itu, ada beberaapa sasis buatan China yakni Zhongtong yang digunakan TransJakarta. Ada pula sasis Dongfeng yang dipakai oleh Sumber Kencono, dan masih banyak lagi.
Sedangkan Indonesia belum dapat membuat mesin atau sasis bus sendiri. Indonesia hanya membuat karoseri yang lebih spesifik ke bodi bus dan interior dalam bus. Dulu, Indonesia pernah membuat mesin bus dengan nama Perkasa Grpoup Texmaco yang pernah digunakan Sumber Alam TNI. Bahkan, pernah juga diekspor di Arab Saudi tapi akhirnya failed dan hilang.
3. Cara Naik Bus
Tiap negara memiliki aturan yang berbeda-beda termasuk di China. China mengharuskan para penumpangnya melakukan pembayaran menggunakan kartu transportasi publik, bank, atau aplikasi lainnya sehingga jarang menggunakan uang tunai. Harga yang paling mahal pun sekitar 2 yuan atau Rp4.500. Hal itu lantaran jarak tempuh yang tak begitu jauh.
Sedangkan Indonesa masih menggunakan pembayaran tunai di agen-agen, namun ada juga yang bisa membeli secara online di beberaa aplikasi. Harga tiket pun masih terbilang mahal tergantung jarak tempuhnya. Selain itu, masih banyak juga calo yang menghampiri saat datang ke terminal. Padahal hal itu sudah dilarang oleh negara.
4. Kecepatan dan Sopir
Menurut peraturan UU keselamatan Rakyat China yang diresmikan pada 2014, kecepatan maksimal pun 80-100 km/jam saat di tol, sedangkan di jalan raya diwajibkan 80 km/jam. Sehingga, tak akan terlihat bus yang saling salip atau adu kecepatan di jalan raya maupun tol China.
Sedangkan di Indonesia, bukan rahasia umum lagi bahwa bus sering adu kecepatan. Bahkan hal itu bisa dilakukan saat di tol maupun jalan raya ketika ramai. Akan tetapi, banyak juga yang mengutamakan kenyamanan dan keselamtan. Apalagi, sekarang banyak otobus semakin maju yang menyediakan bus premium. Bahkan lebih mewah dari pesawat.
5. Rute Bus
Indonesia memang terkenal dengan memiliki rute yang cukup jauh. Bahkan, ada perjalanan yang bisa menghabiskan selama 5 hari di jalan. Seperti Bim-Jakarta, Aceh-Jakarta, dan Aceh-Medan-Solo. Bahkan yang paling lama ada Medan-Jember yang memakan waktu tempuh 90 jam dengan melewati 11 provinsi dan masuk dalam list 10 bus terjauh di dunia.
Sangat jauh berbanding dari China yang memuliki rute pendek dengan sistem oper dari bus satu ke bus lainnya dan sudah terkoneksi sehingga penumpang cukup membuat list perjalanan. Maka dari itu, harga tiketnya yang paling mahal pun hanya sekira Rp5.000.
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.