JAKARTA - Inggris adalah tuan rumah dari bus-bus cantik dan legendaris. Jika Anda pernah datang atau punya kesempatan datang ke London, Inggris, Anda pasti akan langsung melihat setiap jalan penuh dengan bus.
Salah satu yang ikonik adalah bus tingkat berwarna merah dengan lantai rendah. Bus tersebut hingga kini sangat identik dengan Inggris dan London yang dikenal dengan nama Routemaster.
Bus tersebut bahkan dijadikan oleh-oleh dan pajangan kulkas buat semua orang yang pernah berkunjung ke Inggris. Namun di balik cerita indah dari bus tersebut terselip kisah sedih dari salah satu perusahaan karoseri pembuat bus itu.
Sejatinya bus tingkat berwarna merah itu dibuat oleh banyak perusahaan karoseri di Inggris. Namun, ada satu perusahaan karoseri yang justru punya cerita tragis.
Nama perusahaan karoseri itu adalah Wrightbus. Nama besarnya sejajar dengan perusahaan-perusahan karoseri lainnya seperti Alexander Dennis, Tilling and National, dan Scottish Motor Traction.
Namun, dari segi perjalanan sejarah, Wrightbus justru merupakan yang ternama karena Wrightbus sudah mulai beroperasi setelah perang dunia kedua tahun 1946.
Saat itu banyak masyarakat di Inggris yang puas dengan kreasi Robert Wright dan anaknya. Karoseri buatan Robert Wright dianggap tahan lama dan kuat melewati berbagai kondisi cuaca di Inggris.
Selain punya desain yang indah, faktor itu memang jadi hal yang paling dibutuhkan masyarakat Inggris. Mereka tidak mau karoseri yang cepat rusak.
Baca Juga: INAPA 2023, Yuk Kenalan dengan Produk Transportasi Ramah Lingkungan dan Elektronik Otomotif Taiwan
Follow Berita Okezone di Google News
Pelan-pelan Robert Wright melihat adanya peluang lain. Booming transportasi umum di Inggris kemudian dimanfaatkan Robert Wright untuk membuat bus.
Mereka berhasil mengejutkan banyak orang karena membuat frame bus yang seluruhnya terbuat dari aluminium.
Robert Wright juga penuh dengan inovasi dan jadi yang pertama membuat bus dengan lantai rendah. Kala itu dia sadar banyak masyarakat Inggris yang kerepotan saat naik bus karena lantainya yang terlalu tinggi.
Akhirnya dia kemudian membuat bus ceper yang dinamakan Pathfinder. Bus tersebut sukses besar karena akhirnya diminta oleh banyak operator bus.
Popularitas bus itu bahkan mendunia. Sampai-sampai operator bus dari negara lain ingin dibikinkan bus oleh Wrightbus.
Nama Wrightbus melambung pada 2012 ketika Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menunjuk mereka membuat versi baru bus Routemaster.
Dari situlah akhirnya Wrightbus pelan-pelan semakin berkembang. Jumlah karyawan yang awalnya puluhan kini membengkak jadi ribuan.
Detail resmi terakhir saat diumumkan bangkrut ada 1.250 karyawan yang bekerja di Wrightbus.
Wrightbus akhirnya bangkrut pada 2019. Tak banyak yang tahu jika Wrightbus punya banyak masalah.
Deloitte, perusahaan akuntansi terbesar di dunia menyebutkan Wrightbus punya utang sebesar 60 juta Poundsterling atau setara Rp1,1 triliun.
Pada saat bersamaan Wrightbus kesulitan berjualan karoseri. Ditambah lagi Boris Johnson membuat kebijakan Brexit yang membuat Wrightbus kesulitas berbisnis dengan pihak-pihak di luar Inggris.
Sayangnya Wrightbus benar-benar kesulitan mencari investor. Mereka bahkan tidak punya uang untuk membayar pesangon karyawan jika ingin menutup perusahaan.
Agar dapat bayar seluruh pesangon, Pemerintah Inggris harus ambil peran dengan memegang perusahaan tersebut. Dari 1.250 karyawan yang bekerja hanya 50 yang diselamatkan dan tetap bekerja di Wrightbus.
Jonathan McKay, salah satu karyawan Wrightbus masih ingat momen sedih ketika dia harus berhenti bekerja dari perusahaan yang sudah puluhan tahun eksis itu.
βSaat itu kami hanya disuruh pulang dan bertemu dengan keluarga. Saya hanya bisa duduk di rumah dan melihat bagaimana hidup saya harus berubah,β kenang Jonathan McKay dikutip BBC.
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.